Kiat Menjadi Kaya Dalam Tiga Tahap
Posted In:
Kiat Menjadi Kaya Dalam Tiga Tahap
.
By prasetyobpn.blogspot.com
Banyak
pakar menulis teori tentang kiat-kiat meraih sukses dan menjadi kaya
raya. Teori-teori semacam ini biasanya dihasilkan dari studi terhadap
otobiografi manusia-manusia super dengan mempelajari ketrampilan dan
bakat-bakat mereka. Bakat-bakat yang dimiliki orang-orang unggulan,
seperti: berpikir positif, keberanian, pengambilan resiko, kerja keras,
optimisme dan lain sebagainya inilah yang kemudian dianggap dapat
membantu kita menjadi Sang Pemenang.
Sayangnya,
orang-orang kalah tidak pernah menulis buku. Tidak ada penerbit manapun
yang mau mencetak otobiografi para pecundang. Pembacapun akan berpikir
dua kali ketika mau merogoh kocek seratus ribu rupiah buat mendengar
cerita tentang suatu kegagalan. Walaupun bisa jadi cerita itu mengandung
hal-hal berguna ketimbang sebuah kisah sukses. Kalau kita mau
perhatikan riwayat hidup orang-orang yang gagal, bakat-bakat merekapun
juga sama persis dengan yang dimiliki oleh orang-orang sukses, seperti:
berpikir positif, keberanian, pengambilan resiko, kerja keras, optimisme
dan lain sebagainya.Mungkin saja ada sedikit perbedaan ketrampilan
diantara orang sukses dengan orang gagal. Namun yang sebenarnya
memisahkan mereka cuma satu faktor, yaitu : keberuntungan!.
Tidak
ada teori, doa dan prediksi apapun yang bisa digunakan sebagai patokan
untuk meraih kesuksesan atau menjadi kaya raya. Pernahkah kita amati,
bahwa hanya ada sepuluh doa terkabul yang diceritakan orang-orang,
sedangkan seribu doa tak terkabul lainnya cuma meringkuk di sudut-sudut
hati yang tak bicara. Hanya ada sepuluh ramalan dukun yang tepat
sehingga kemanjurannya dijadikan buah bibir, namun seribu ramalan
lainnya yang tidak tepat cuma disimpan didalam laci. Sesungguhnya yang
terjadi adalah, bahwa teori-teori, doa-doa, ramalan-ramalan tentang
kesuksesan dan kekayaan, apakah itu disampaikan oleh para pakar, ustad
atau dukun, intinya sama dan hanya bertumpu pada satu faktor, yaitu: kebetulan!.
Banyak
teman kita yang cerdas akhirnya cuma menjadi orang kebanyakan, tak
kurang pula seorang sahabat bodoh tetapi menjadi kaya raya. Begitu
sering kita lihat orang malas yang sukses dan seorang pekerja keras yang
tetap saja miskin. Semua itu tidak bisa kita jadikan ukuran, hanya
“waktu dan tempat yang tepat”lah yang menjadikan seseorang sukses atau
kaya, tidak peduli mereka itu cerdas,bodoh, optimis, pesimis, malas
maupun pekerja keras. Lantas bagaimana caranya agar “waktu dan tempat
yang tepat” itu bisa kita ketahui?, jawabnya adalah: saya tidak tahu!.
Judul diatas sengaja saya buat sebagai “sinisme”
atau lebih tepatnya sebagai bentuk keprihatinan atas maraknya buku-buku
tentang kiat-kiat sukses atau cara-cara menjadi kaya dan semacamnya.
Atau membanjirnya presentasi para eksekutif top pada seminar-seminar
yang dihadiri oleh para profesional dan akademisi bergelar S2 yang
penurut sambil manggut-manggut. Belum lagi dengan
menjamurnya dakwah-dakwah para motivator yang disimak oleh
manager-manager muda dengan tampang melongo karena saking kagumnya.
Kadang-kadang petuah-petuah tersebut memang menggenjot semangat kita,
namun itu hanya sebentar. Segar sesaat seperti minum kopi, tapi saat
kadar kafein yang mengalir dalam darah kita sudah hilang, kita kembali
loyo, bahkan ingin minum kopi lagi sehingga menjadi kecanduan.
Lelahnya
kompetisi dalam berbagai bidang kehidupan dan kebingungan makna hidup
yang menjangkiti masyarakat moderen, telah menjadi pasar potensial bagi
para ustadz ngepop, dukun, “pakar” dan motivator untuk menjual mantra-mantranya. Mantra-mantra tersebut bisa dalam bentuk buku, seminar, program-program penggenjot semangat atau tausiah-tausiah ruhaniah. Dalam sebuah survey di Amerika Serikat, ternyata itu menghabiskan
biaya milyaran dollar tapi tidak banyak merubah apa-apa. Produktifitas
pekerja masih tetap sama dan tidak merubah perilaku mereka menjadi lebih
baik. Saya pikir di Indonesiapun tak jauh berbeda.
Banyak
sekali peristiwa acak yang mempengaruhi hidup kita. Apakah itu berupa
perang, bencana, krisis atau boom ekonomi, politik, genre seni sampai
dengan model rambut. Banyak hal diluar rencana kita yang
kemudian kita alami begitu saja. Apakah itu karier, pasangan,
percintaan, pengkhianatan, kita menjadi kaya atau bangkrut dan
sebagainya. Sayap kita terlalu lemah untuk mampu melawan angin besar
kejadian-kejadian yang selalu mengiringi kehidupan kita. Ada
hal-hal besar yang tidak bisa kita kendalikan, namun masih banyak
hal-hal kecil yang bisa kita kendalikan dan akan menentukan siapa kita,
oleh karena itu juga akan menjadikan kita sebagai apa.
Kita masih bisa mengendalikan sayap mungil kita untuk hal-hal yang sederhana. Setia kepada pasangan, hormat kepada atasan, menghargai bawahan, peduli tetangga, tidak terlambat masuk kantor, menjaga kesehatan anak-anak, rajin olahraga dan lain-lain jauh lebih baik dari pada berkonsentrasi melakukan kiat-kiat raksasa seperti mengejar sukses atau bersusah payah meraih kekayaan. Hidup tidak seindah kata-kata mutiara. Angin besar takdir memang selalu berhembus diatas samodra kehidupan manusia,
tapi kita masih punya kendali sederhana, yaitu mengembangkan layar!,
agar biduk mungil kita selamat sampai ditujuan yang kita idam-idamkan.
0 Responses to Kiat Menjadi Kaya Dalam Tiga Tahap
Something to say?