Kapan Doa Dikabulkan?
Posted In:
KUNCI SUKSES
.
By prasetyobpn.blogspot.com
Kapan Doa Dikabulkan?
Ketika Anda mengajukan permintaan
kepada Tuhan, seringkali kita dibayangi pertanyaan kapan doa itu dikabulkan?
Ini wajar dan manusiawi, serta
banyak sekali terjadi.
Jadi tujuan pelajaran ini adalah
untuk menenangkan mereka yang selalu bertanya-tanya, "Kapan doa-ku
dikabulkan?" tersebut.
Ketika Anda meminta kepada-Nya,
meminta apapun, bisa jadi Anda memang akan diminta untuk menunggu.
Ini merupakan satu ketetapan Tuhan,
bahwa DIA-lah yang memiliki hak sepenuhnya untuk memutuskan KAPAN-nya keinginan
Anda tersebut terkabul.
Ini yang disebut dalam bahasa
Inggris sebagai konsep the DIVINE TIMING, atau Konsep Waktu
Illahi (Istilah "Waktu Illahi" ini rekaan saya sendiri, karena
tidak tahu istilah Bahasa Indonesia yang lebih tepat untuk konsep ini.
Jadi kalau di antara pembaca ada
yang tahu, boleh memberikan masukannya.)
Yang jelas, inti DIVINE TIMING
adalah bahwa ketika kita meminta, walaupun sudah pasti dikabulkannya, tetapi
KAPAN waktunya keinginan, permintaan atau doa kita tersebut terwujud/dikabulkan
adalah misteri dan hak TUHAN sepenuhnya untuk menentukan.
Divine Timing lebih luas lagi juga berarti bahwa segala sesuatu ciptaan
Tuhan di alam raya ini secara kodrati sudah memiliki ketetapan waktu
masing-masing.
Kapan suatu makhluk lahir, kapan ia
mati, kapan ia dewasa, berapa lama hidupnya, dan sebagainya, semua sudah
ditetapkan waktunya oleh Yang Maha Kuasa.
Mengajukan Permintaan Anda
kepada Tuhan = Menanam
Satu ilustrasi untuk menjelaskan
konsep Divine Timing dalam hubungannya dengan meminta ini saya ambilkan
dari buku "I'm Rich Beyond My
Wildest Dreams. I am. I am. I am."-nya
Tom Pauley.
Meminta, berdoa atau mengajukan
daftar keinginan kita, ibaratnya seperti menanam sebutir benih tanaman di
tanah. Menyirami dan memupuknya dengan baik.
Kapan akan tumbuh
= Divine Timing
Kapan akan tumbuh
= Divine Timing
Divine timing-lah yang akan menentukan kapan benih itu akan tumbuh. Kita
tahu bibitnya akan tumbuh, karena berasal dari kualitas yang baik (Permintaan
kita yang baik-baik saja, kan?) Cuma, kita tidak tahu kapan.
Dan kita sama sekali tidak perlu
mengorek-ngorek tanahnya dari waktu ke waktu hanya untuk mengecek kapan
tanamannya akan tumbuh.
Kita jalani hidup seperti biasa,
dengan penuh keyakinan bahwa suatu hari, tidak lama lagi, taman bunga akan
segera dipenuhi bunga indah yang bibitnya kita tanam tadi.
Bunga indah itu telah tumbuh
(image copyrighted by:
www.lawofattractionecards.com)
Dua implikasi dari konsep Divine
Timing di atas harus menjadi pertimbangan kita dalam membuat permintaan dan
menyikapi terkabulnya permintaan tersebut.
Sebagai contoh, misalnya, kita tidak
bisa meminta kepada Tuhan bahwa bayi di kandungan kita lahir pada waktu-waktu
tertentu. Atau berjenis kelamin tertentu, atau nantinya hidup sampai umur
berapa, dsb. Tidak.
Bukan hak kita memutuskan hal-hal
ini dan bukan hak kita untuk mengubah ketentuan Waktu Illahi.
Anda boleh mencoba memintanya,
silahkan saja coba. Tetapi ketika bayi tadi lahir di luar waktu yang Anda minta
tadi, Anda jangan kecewa.
Begitu juga kapan kita mati, kapan
kita menopause, kapan kita baligh dan sebagainya.
Sekali lagi, boleh Anda coba meminta
waktu tertentu untuk ini. Tetapi apakah permintaan tadi akan terkabul sesuai
permintaan Anda? Hanya Allah yang memutuskan.
Semua permintaan kita, baik yang
besar maupun yang kecil, juga terikat konsep ini sehingga kita dalam meminta tidaklah
boleh menentukan batas waktu. Apalagi kalau kemudian kita jadi kecewa bila
batas waktu yang sudah kita tentukan terlewati.
Sesungguhnya, semua doa Anda pasti
terkabul, dalam waktu yang sudah ditentukan sesuai ketetapan Allah.
Telah
pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan
datang-nya. Maha Suci Allah...
~
Q ur'an,
Surat An Nahl: 1 ~
Kalau Anda pernah mempelajari dan
mencoba sistem goal setting, seperti yang diajarkan, salah
satunya oleh, Napoleon Hill , misalnya, (dalam bukunya Think and
Grow Rich) beserta pakar personal development & prosperity
pengikutnya, Anda akan diajarkan bahwa untuk mencapai kesuksesan dan kekayaan,
Anda harus menetapkan suatu tujuan (GOAL atau TARGET) kemudian menulis tanggal
atau ancar-ancar waktu (DEADLINE) kapan target tersebut harus tercapai.
Para pembaca yang beriman, mungkin
sistem goal setting ini ampuh kalau Anda ingin mengejar sendiri segala
sesuatunya.
Tapi, kalau memang Anda ingin
mengejar sendiri segala sesuatunya, berarti semua yang sudah saya ajarkan di
sini menjadi tidak relevan lagi kan?
Bila kita percaya bahwa semua usaha
kita ada di bawah kuasa Sang Pencipta, berarti kita tidak boleh dan memang
TIDAK PERLU menentukan target waktu terhadap segala sesuatu yang kita minta.
Seperti contoh saya di bawah ini,
ada kalanya Tuhan memberikan yang kita minta secara SEKETIKA, sesungguhnya itu
mudah bagi-Nya.
Bisa jadi juga kita disuruh
menunggu, karena memang belum waktunya UNTUK ANDA menerimanya.
Divine Timing tidak berhubungan dengan kemampuan Tuhan menciptakan apa
yang Anda minta saat ini juga. Tidak.
Divine Timing lebih berhubungan dengan kesiapan Anda menerima permintaan
Anda itu sendiri.
Bisa jadi Anda harus berkembang
dahulu, mengalami suatu proses pembelajaran tertentu sebelum memiliki kemampuan
menerima apa yang Anda minta tadi.
Contoh klasik permintaan yang
seperti ini adalah permintaan kita akan jodoh, pasangan hidup atau "our
soul mate". Kita tidak akan pernah tahu kapan jodoh kita akan dikirim
dan karenanya tidak akan pernah bisa menentukan atau memaksakan satu rentang
waktu tertentu.
Berikut contoh pengalaman yang
mungkin bisa Anda ambil hikmahnya.
Satu ketika saya mendapatkan yang
saya minta nyaris seketika itu juga. Sementara satu lagi adalah permintaan yang
sampai sekarang ini masih juga saya tunggu.
Saya pernah harus mendadak pergi
dinas keluar kota, padahal saat itu saya tidak punya pembantu yang menginap.
Pembantu yang pulang pergi, semula setuju untuk lembur dua hari dua malam,
tidur di rumah saya untuk menjaga anak-anak. Tapi mendadak dia kena diare dan
tidak mungkin kerja.
Sehari sebelum keberangkatan, saya
panik mencari pembantu ke sana ke mari. Semua agen sudah saya telpon. Mereka semua
sedang tidak ada stok pembantu. Nyaris menangis saya, bingung mencari jalan
keluar. Sampai saya ingat bahwa saya punya PELINDUNG dan PENJAGA yang lebih
baik dari apapun juga. Kenapa saya tidak meminta langsung kepada-NYA?
Lalu segera saya ambil buku doa
saya, dan saya tuliskan:
- Aku mempunyai pembantu menginap yang baik, jujur dan bisa diandalkan.
- Pembantu tersebut dikirim Tuhan tepat waktu, pada saat paling aku perlukan.
- Aku mendapatkan solusi terbaik dari masalahku dengan pembantu ini.
- Aku dan anak-anakku selalu dalam perlindungan Allah SWT.
Setelah itu saya taruh pena dan
tarik napas panjang, ikhlas akan apapun yang menjadi ketetapan-Nya, karena saya
tahu, dengan telah membeberkan permintaan saya tersebut, saya hanya tinggal
menunggu kapan dikabulkannya.
Tuhan sudah pasti akan mengirimkan
orang yang tepat untuk menjaga anak-anak saya selama saya harus pergi ke luar
pulau tersebut.
Hanya lima menit sesudah itu, Hp
saya berbunyi. Seorang eks-tetangga yang sudah pindah ke Padang beberapa tahun
sebelumnya, dan sekarang sedang ada urusan mendadak di Bintaro, membutuhkan
tempat menginap beberapa hari, kalau saya tidak keberatan.
Dia datang bersama putrinya, tapi
tempat dia semula akan menginap ternyata tidak memiliki tempat tidur ekstra
untuk 2 orang sehingga kurang nyaman.
Ketika saya utarakan bahwa saya
tentu saja tidak keberatan, cuma saya sedang ada masalah karena tidak punya
pembantu dan harus pergi keesokan harinya, dia dengan senang hati bersedia
menjaga anak-anak saya selama saya pergi.
Dan ini seorang ibu yang menawarkan
jasanya, yang sudah saya kenal dan saya percaya. Coba apa ada solusi yang lebih
baik dari ini dalam urusan menjaga anak, apalagi bila dibanding dengan pembantu
baru yang belum saya kenal dan langsung saya tinggal sendiri dengan anak-anak?
Saya mendapatkan semua yang saya
minta hanya dalam hitungan menit. (Dan bahkan lebih baik lagi karena sesudah
saya kembali dari Medan, saya mendapat pembantu menginap yang benar-benar baik
dan dapat diandalkan sampai saat ini).
Di lain pihak, saya juga pernah
menuliskan sebuah permintaan tentang mobil. Ini sekitar dua tahun yang lalu.
Tetapi sampai sekarang, mobil itu belum muncul juga dalam hidup saya.
Sebenarnya, bila saya telaah lebih
dalam, saya memang sampai sekarang belum siap memiliki kendaraan roda empat
yang oleh banyak orang sering dianggap lambang kesuksesan ini.
Pertama, saya sampai sekarang masih
takut berada di belakang setir. Dan karenanya, saya belum juga memulai
pelajaran mengemudi saya. Sementara, saya tidak suka ide mempekerjakan sopir.
Di mata saya rumit dan ribet.
Lalu, dua tahun lalu ketika saya
pertama kali meminta mobil, rupanya saya tidak tahu bahwa tidak lama dari itu,
saya akan berpisah dari suami saya. Terbayang saja, betapa lebih peliknya
urusan kami bila di antara kami sudah terikat kepemilikan satu lagi harta
berharga seperti ini.
Sepeda kesayangan dan Putriku
Kemudian, saya sendiri adalah
seorang pengkampanye aktif perlindungan lingkungan. Saya lebih merasa bahagia
bila bisa mengurangi sedikit penderitaan bumi ini dari segala macam polusi.
Saya lebih nyaman ber-"bike
to everywhere" (alias bersepeda ke mana-mana), dan memilih
ber-"car pool" ria, ramai-ramai nebeng dengan teman
bila memang harus naik mobil.
Juga, pengalaman hidup bertetangga
dengan banyak sopir taksi di rumah kontrakan dulu mengajarkan saya bahwa naik
taksi membantu kelancaran perekonomian banyak keluarga yang bergantung pada
angkutan umum ini. Jadi saya juga lebih memilih kenyamanan taksi dari pada
mobil pribadi yang kerepotan dan biaya tinggi maintenance serta pajak
tahunannya menjadi tanggung jawab pemiliknya.
Jadi sejujurnya, bisa jadi keinginan
memiliki mobil dulu itu bukanlah mimpi saya sendiri. Tapi mimpi yang dilandasi
potret kesuksesan yang saya lihat jadi standar di luar sana.
Saya sendiri belum akan siap bila
tiba-tiba Tuhan menaruh sebuah mobil di garasi saya. Saya akan bingung harus
bagaimana. Bisa jadi, mobil itu hanya akan saya jual....;p. Yang tentunya
bertentangan dengan tujuan memiliki mobil, kan?
Jadi masuk akal sekali bila sampai
sekarang Tuhan belum juga mengirimkan mobil tersebut pada saya.
Semua di alam raya ini tumbuh
mengikuti kehendak Tuhan.
(image copyrighted by
www.lawofattractionecards.com)
Kesimpulannya, permintaan Anda pasti terkabul, jangan khawatir tentang
ini.
Mengenai waktunya, biarkan saja
Tuhan memberi Anda kejutan istimewa.
Anda sudah menanam, Anda harus yakin
yang Anda tanam pasti bakal tumbuh.
Sementara itu, sembari menunggu
kapan doa dikabulkan, jangan lupa tetap menikmati hidup Anda ini seperti biasa,
ya.
Salam Sukses Selalu,
0 Responses to Kapan Doa Dikabulkan?
Something to say?